Rabu, 27 Januari 2016

Menilai Modalitas Pasien Tidak Boleh Sembarang

Pengalaman Baru... Terapi hari ini percobaan pertama induksi dan deepening gagal bahkan ketika test levelnya langsung bangun :) Kesalahan membaca modalitas pasien.

Pertama dikira pasien modalitasnya Visual, karena bicaranya cepat dan bahasa tubuhnya cepat.
Ternyata dia orang Kinetestik, dia bicaranya cepat kayanya cuman karena sedang strees.
Makanya ketika saya pegang tangannya untuk di test dia kaget jadi bangun, karena orang kinetestik tentu lebih sensitif sentuhan dan proses induksi dan deepening secara Visual sebelumnya tidak cocok.

Percobaan kedua langsung sukses karena induksi dan deepeningnya emang buat orang kinetestik. Pengalaman baru lagi. Kesimpulannya "Tidak boleh lagi asal2an menilai Modalitas pasien"...

Rabu, 20 Januari 2016

KENAPA Anda Tidak Bisa Mengelitik Diri Sendiri???

Saya akan menjabarkan penjelasan dari Neuroscientist David Eagleman yang pertama menjelaskan hal ini.

Dan ini juga menjelaskan mengapa Hipnosis dapat terjadi?

Coba perhatikan kenapa orang makan tidak pernah salah memasukan sendok kedalam mulut walau sedang mengerjakan hal yang lain, misal sambil nonton TV, turun di tangga dan lainnya. (Jawaban A)

Coba pehartikan megnapa wlau tilusan in1 ac4ak2an tak t3susun ANDA masih dapat membacanya?? (Jawaban A)

Coba perhatikan kenapa saat pertama belajar sepeda ada harus begitu kaku, begitu serius, fokus. (Jawaban B). Sedangkan ketika sudah mahir Anda dapat bermain sepeda sambil tengok kanan kiri, sambil bernyanyi, sambil tepuk tangan? (Jawaban A).

Kenapa Anda saat tidur Anda merasa dapat pidah tempat, distorsi waktu, merasa melayang, memprediksi masa depan, dsb? (Jawaban A) Sedangkan saat Anda terbangun Anda bingung dengan mimpi semalam apakah itu nyata tidak, dejavu atau bukan, terjadi kapan (Jawaban B)

Saat Anda digelitik oleh teman Anda geli (Jawaban B) sedangkan oleh diri sendiri mau sebagai mana gelitikannya Anda tidak merasakan geli sama sekali (Jawaban A)

JAWABANNYA
Jawaban A = kinerja otak kanan
Jawaban B = kinerja otak kiri

Otak kanan; kinerjanya netral, imaginatif, prediktif dan protektif.
Otak kiri; kinerjanya kritis, sensitif, dan analitif.

Saat Anda makan dan membaca tulisan otak kanan berkerja, Karena kemampuan (ability) berada pada otak kanan, karena sifatnya netral dan independen maka tidak akan menggangu kerja otak kiri dalam mengerjakan hal lainnya, bahkan sangat imaginatif sehingga dapat membaca tulisan yang acak2an.
Saat tidur bermimpi dan sadar juga demikian hampir sama alasannya.

Saat belajar bersepeda kemampuan otak kiri untuk belajar sangat digunakan makanya Anda harus fokus, sedangkan ketika sudah ahli ini merupakan bagian dari keahlian (ability) yang dikendalikan otak kanan.

Untuk saat mengelitik saat digelitik oleh orang lain, sinyal diterima oleh otak kiri yang sifatnya kritis dan reaktif hasilnya geli. Sedangkan saat mengelitik diri sendiri, mengaruk, melakukan gerak refleks fisik, atau refleks emosional (bahasa tubuh) semua dilakukan dan diterima otak kanan yang sifatnya netral dan prediktif.
Logika saja jika Anda sudah "Memprediksi" akan ada sinyal gelitik yang sudah direncanakan hasilnya tidak akan sensitif dan "Tidak Mengejutkan" ditambah otak kanan yang netral.

Hal dan fenomena ini jugalah yang dimanfaatkan dalam teknik ilmu Hipnosis.

Semoga dapat membantu.


Belajar Hipnosis dari masternya???
Hubungi : Master Arif
Telpon 021-93693294, BB : 332143BC
http://www.ibhcenter.org/member/16040/

Hipnoterapi murah, Hipnoterapi cengkareng



-------------------------------------------------------------------------------------------------

Salah satu contoh lagi kinerja otak kanan.... Saat bernyanyi.... Banyak orang ngak sadar sebenarnya banyak lagu umum mempunyai arti dan logika yang aneh... mereka hanya menikmati syair dan nadanya saja...

Jika ada santai dan mengunakan Otak Kiri, beginilah hasilnya yang bisa di kritisi (maaf copy paste dari posting di fb, sumber tidak jelas) =

1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!

---” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!



2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!”

---Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!



3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..

---” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!



4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X

---” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!



5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama

---” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya!



6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..

---” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!



7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..”

---Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!



8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”

---Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”



9. “Bintang kecil dilangit yg biru…”

---Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item?



10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.”

---Namanya Kartini atau Harum?



11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.”

---Nah,gak sopan khan..



12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”

---kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam